Merajut Kebhinekaan: Peran Pendidikan Pancasila bagi Generasi Muda
Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, agama, ras, dan budaya yang luar biasa. Di tengah kekayaan ini, Pendidikan Pancasila memegang peran sentral dalam Merajut Kebhinekaan, terutama di kalangan generasi muda. Lebih dari sekadar pelajaran sejarah atau teori, Pendidikan Pancasila adalah fondasi yang menanamkan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan gotong royong, membentuk karakter bangsa yang kuat di masa depan.
Pendidikan Pancasila membekali siswa dengan pemahaman mendalam tentang lima sila sebagai dasar negara. Namun, implementasinya tidak berhenti pada hafalan. Siswa diajak untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut melalui berbagai kegiatan. Sebagai contoh, pada 12 Juli 2025, 50 siswa kelas 8 SMP Bhinneka Tunggal Ika berpartisipasi dalam proyek “Pekan Toleransi”, di mana mereka mengunjungi rumah ibadah agama yang berbeda-beda, seperti gereja, masjid, dan vihara, untuk memahami praktik dan tradisi masing-masing. Kegiatan ini dirancang untuk secara langsung Merajut Kebhinekaan dalam pikiran dan hati para siswa, menumbuhkan rasa saling menghargai.
Selain itu, Pendidikan Pancasila juga sangat relevan dalam menghadapi tantangan modern seperti ujaran kebencian dan polarisasi. Materi pelajaran membahas pentingnya musyawarah untuk mufakat dan keadilan sosial, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan tidak mudah terprovokasi. Pada 20 Agustus 2025, 30 siswa kelas 9 SMP Satya Bangsa mengikuti lokakarya cyberbullying yang diselenggarakan oleh pihak sekolah bekerja sama dengan kepolisian siber, di mana mereka diajarkan bagaimana nilai-nilai Pancasila seperti kemanusiaan dan persatuan harus diterapkan dalam interaksi daring. Hal ini krusial untuk Merajut Kebhinekaan di dunia maya yang semakin kompleks.
PMI juga berperan dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan ekstrakurikuler dan program kemanusiaan. Banyak sekolah yang menyertakan materi Pendidikan Pancasila dalam kegiatan Pramuka atau Palang Merah Remaja (PMR). Misalnya, pada hari Sabtu, 7 September 2024, 75 anggota PMR SMP Nusantara berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan fasilitas umum, seperti taman kota dan rumah ibadah dari berbagai agama, yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa peduli sosial dan gotong royong sebagai cerminan nilai Pancasila.
Dengan demikian, Pendidikan Pancasila bukan sekadar mata pelajaran formal di sekolah, melainkan sebuah instrumen vital untuk Merajut Kebhinekaan di kalangan generasi muda. Melalui pemahaman nilai-nilai luhur, toleransi, dan partisipasi aktif dalam masyarakat, siswa SMP diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah segala perbedaan.
